Pergantian Menteri Keuangan: Purbaya Yudhi Sadewa Hadapi Tantangan Baru
Pergantian Menteri Keuangan: Purbaya Yudhi Sadewa Hadapi Tantangan Baru |
Pada 8 September 2025, Presiden Prabowo Subianto melantik Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan Indonesia, menggantikan Sri Mulyani Indrawati yang telah menjabat selama hampir dua dekade. Pelantikan ini dilakukan setelah reshuffle kabinet yang juga mencopot lima menteri lainnya, termasuk Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Budi Gunawan. Keputusan ini diambil menyusul protes nasional terkait kenaikan biaya hidup dan tunjangan anggota DPR yang memicu kerusuhan di beberapa kota besar
Purbaya Yudhi Sadewa lahir di Bogor pada 7 Juli 1964. Ia menempuh pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan melanjutkan studi di Purdue University, Amerika Serikat, meraih gelar MSc dan PhD di bidang ekonomi. Sebelum menjabat sebagai Menteri Keuangan, Purbaya merupakan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sejak 2020. Ia juga pernah menjabat sebagai Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi pada periode 2018–2020.
Setelah dilantik, Purbaya segera mengambil langkah konkret dengan mengalokasikan dana sebesar Rp200 triliun dari kas negara yang mengendap di Bank Indonesia ke perbankan komersial. Tujuannya adalah untuk meningkatkan likuiditas dan mendorong pertumbuhan kredit di tengah kondisi perekonomian yang melambat. Ia menegaskan bahwa dana tersebut harus digunakan untuk penyaluran kredit, bukan untuk pembelian obligasi. Langkah ini merupakan respons terhadap akumulasi dana negara yang mencapai Rp430 triliun di Bank Indonesia akibat lambatnya belanja pemerintah.
Namun, langkah Purbaya tidak lepas dari kontroversi. Sebelumnya, ia pernah mengkritik proyeksi pertumbuhan ekonomi dari Dana Moneter Internasional (IMF) yang dianggapnya pesimistis. Pernyataan tersebut menuai kritik dari berbagai kalangan, termasuk ekonom dan mahasiswa, yang menilai sikapnya kurang bijaksana. Ia kemudian meminta maaf dan mengakui bahwa dirinya masih dalam proses adaptasi dengan jabatan barunya
Purbaya kini menghadapi tantangan besar dalam mengelola perekonomian Indonesia. Ia harus menjaga stabilitas fiskal, mengelola APBN, dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Selain itu, ia juga dituntut untuk merespons tuntutan masyarakat akan reformasi perpajakan dan transparansi anggaran. Keberhasilan Purbaya dalam menghadapi tantangan ini akan sangat menentukan arah perekonomian Indonesia ke depan.