Fenomena Cuaca Ekstrem: Ahli Jelaskan Kenapa Banjir Tahun Ini Lebih Parah

Fenomena Cuaca Ekstrem: Ahli Jelaskan Kenapa Banjir Tahun Ini Lebih Parah

Tahun 2025 kembali mencatatkan banjir besar di berbagai wilayah Indonesia. Namun berbeda dari sebelumnya, kali ini para ahli menilai bahwa banjir terjadi dengan intensitas lebih parah dan cakupan yang lebih luas. Fenomena cuaca ekstrem yang melanda sejak awal tahun memberikan gambaran bahwa perubahan iklim semakin nyata dan mulai mengganggu keseimbangan musim di Tanah Air.

1. Curah Hujan Melonjak Drastis di Atas Normal

BMKG melaporkan lonjakan curah hujan yang mencapai 30–60% lebih tinggi dari rata-rata tahunan. Hujan berlangsung lebih lama dan lebih lebat, membuat tanah tidak mampu lagi menyerap air. Kondisi ini mempercepat terjadinya luapan sungai serta genangan di wilayah perkotaan.

Para ahli klimatologi menegaskan bahwa fenomena ini dipengaruhi oleh pemanasan suhu laut yang memicu pembentukan awan hujan dalam jumlah besar.

2. Pengaruh Anomali Iklim: La Nina dan Pemanasan Global

Kombinasi antara La Niña moderat dan efek jangka panjang pemanasan global membuat intensitas hujan sulit diprediksi. La Niña meningkatkan potensi curah hujan, sementara perubahan iklim menyebabkan pola angin menjadi tidak stabil. Akibatnya, hujan ekstrem dapat terjadi tiba-tiba meski tidak terdeteksi dalam prakiraan jangka panjang.

Ahli meteorologi menyebut kondisi ini sebagai “cuaca hiper-ekstrem” yang semakin sering terjadi setiap tahun.

3. Penurunan Kualitas Lingkungan Perkotaan

Selain faktor cuaca, kondisi lingkungan juga memperburuk banjir. Penyebab yang sering disebut antara lain:

• penurunan muka tanah di area padat penduduk

• drainase tidak optimal akibat sampah

• alih fungsi lahan yang membuat daerah resapan air semakin berkurang

Di beberapa kota besar, banjir dapat naik sangat cepat hanya dalam waktu satu hingga dua jam hujan.

4. Sungai Meluap Lebih Cepat dari Tahun-Tahun Sebelumnya

Debit air sungai di beberapa wilayah seperti Citarum, Bengawan Solo, dan Brantas meningkat jauh lebih cepat dibandingkan musim hujan sebelumnya. Hal ini berkaitan dengan tingginya curah hujan di wilayah hulu, yang membuat air langsung mengalir ke wilayah hilir tanpa sempat diserap tanah.

Banyak bendungan juga berada dalam kondisi siaga, sehingga pintu air harus dibuka untuk mencegah kerusakan infrastruktur.

5. Perubahan Musim yang Tidak Lagi Teratur

Para ahli lingkungan menyampaikan bahwa musim hujan dan kemarau kini semakin sulit diprediksi. Pergeseran musim membuat waktu terjadinya hujan ekstrem datang lebih cepat dan berlangsung lebih lama. Ini berdampak pada persiapan daerah dalam menghadapi bencana, yang sering kali tidak sesuai dengan pola cuaca baru.

Kombinasi fenomena cuaca ekstrem dan menurunnya kualitas lingkungan menjadi penyebab mengapa banjir tahun ini lebih parah. Para pakar mengimbau pemerintah dan masyarakat untuk segera memperbaiki sistem drainase, meningkatkan ruang terbuka hijau, serta mengurangi aktivitas yang berdampak pada perubahan iklim.

BMKG juga mengingatkan bahwa potensi hujan tinggi masih akan terus terjadi dalam beberapa minggu ke depan, sehingga kewaspadaan perlu ditingkatkan.